Kamis, 04 Juli 2013

Jejak Pendakian Gunung Pangrango

Puncak Gede terlihat dari Puncak Pangrango..

Waktu itu benar-benar butuh hiburan..
Satu, ada projek yang mentok, karena permintaan yang terlalu tinggi dibandingkan kemampuan saya yang memang masih kurang, plus fee yang "tanda tanya" jika melihat siapa yang meminta dibuatkan sistem ini. Hal ini sebenarnya bagaimana kita menghargai kemampuan kita sii.. Pembenaran.. Hhe..
Dua, skripsi yang tak kunjung tersentuh karena malah lebih tekun dalam pengerjaan projek. Ditambah-tambah kecemburuan terhadap kawan-kawan satu departemen, satu angkatan, yang terlebih dahulu ikut serta dalam mini conference - lima puluh orang seminar dalam satu hari..
Tiga, Levii -notebook kesayangan- yang tiba-tiba Video Graphic Adapter-nya tidak terkoneksi sehingga membuat black screen acap kali menyalakan Levii..

Saya fikir, tiga alasan tadi cukup membuat otak ini jengah dan membuat diri ini membutuhkan pengasingan yang tidak biasa..
Ya, saya ingin memanjakan mata dengan pemandangan yang akan memaksa saya mengucapkan Masya Allah atau Subhanallah atau Allahu Akbar. Walapupun sesungguhnya, tanpa dipaksa, dengan kerelaan hati pun bibir ini dengan senang hati melafadzkannya..
Ya, saya ingin melangkahkan kaki ke tempat yang saya sendiri belum pernah mendatanginya. Menjejakan kaki di dataran-dataran tinggi dan puncak-puncak gunung pasti akan luar biasa. Seakan kita memiliki relationship dengan tanah yang kita pijak. Like Jebraw said on Jalan-Jalan Men..
Ya, saya ingin membiarkan tubuh ini diterpa angin-angin dingin. Rasanya luar biasa hingga harus menggunakan atasan berlapis..

Disini saya tak akan menceritakan kronologis perjalanan saya disana. karena pastinya sudah banyak tulisan-tulisan di blog lain yang menuliskannya. Saya hanya ingin berbagi kebahagiaan mendaki dan menceritakan apa yang menurut saya perlu untuk diceritakan. This is my blog, and of course, I'm the King here.. ^^ 

Saya pergi berempat, termasuk saya..
Satu, Mellisa Illina (@melisyong). Dia kawan satu departemen di Ilmu Komputer IPB. Dulu pernah saya ajak  ke Cikuray dan Papandayan, namun tak mendapat izin dari orang tuanya. Dan sekarang, dia berkesempatan.. ^^
Dua, Afifah Eleksiani (@afifah_el). Dia childhood friend. Tetangga, satu angkatan, tapi karena akselerasi, ya dia jadi satu tahun di atas saya. Lulusan Teknik Lingkungan ITB dan sudah bekerja. Ceritanya lucu hingga dia bisa bergabung di pendakian ini..
Tiga, Agung Pawitra (@agungpawitra). Dia.. angggap saja adik saya.. Masih kelas XI naik kelas XII, SMAN 2 Bogor..
Empat, ya saya.. -.-"

Imel, Afifah, Agung, Saya..

Di antara ketiga kawan saya tersebut, tidak ada yang saling mengenal sebelumnya kecuali saya yang menghubungkan mereka semua. Dan satu lagi, mereka semua first time dalam pendakian. So, hanya saya saja yang sudah pernah mendaki gunung sebelumnya. Bismillah saja..

Sekedar informasi, kami mendaki melalui jalur Cibodas dan turun lagi melalui jalur yang sama. Walaupun sunahnya melalui jalur yang berbeda. #inibukankemasjid
Berikut beberapa momen yang saya tangkap dan yang dapat saya share..

Pemandangan antara POS 0 dan POS 1, biasanya jadi tempat
pengamatan burung.. 
Pos Telaga Biru. Terdapat Telaga Biru dibalik papan tersebut,
walaupun warnanya bukan biru..
Telaga Biru..
Jembatan yang panjang. Disini View-nya bagus..
Beristirahat sejenak menikmati pemandangan..
Pos Panyangcangan. Terdapat pertigaan disini. Ke atas untuk
terus mendaki, ke bawah ke Curug..
Sedikit lelah. Atau banyak. Hhe..
Jalanan yang terdapat air panas di bawah kaki kita.
Momennya agak beruap, terkena uap dari air panas..
Mengisi perut ketika jalan..
Pos Kandang Badak, tempat berkemah..
Pintu tenda yang ditutup menggunakan jarum pentul
agar angin tak masuk..
Perjalanan ke puncak, lumayan seru..
Shalat subuh, di perjalanan, agak terlambat sesungguhnya,
sekitar 6.30. -.-"
Yeah, puncak Pangrango..
Masih, Puncak Pangrango, 3019 mdpl..
Momen lucu di mandalawangi, padang edelweis..
Edelweisnya bagus. :p
Selalu bahagia memang..
Mandalawangi dari kacamata sepatu. Maksudnya? -.-"
Mandalawangi..
Turun dari puncak Pangrango..
Menunggu..
Tempat beristirahat sebelum pulang..

Gambar berbicara lebih banyak bukan?

Sayang sekali, momen ketika turun gunung tidak terabadikan, karena saya tidak memegang kamera yang saat itu dibawa fifah. Hiks.. Walaupun kita sama-sama tau, alam yang sesungguhnya tak bisa di-convert menjadi biner-biner digital.

Selamat dululah teruntuk ketiga pendaki pemula karena berhasil mencapai Puncak Pangrango. Puncak-puncak lain ga kalah worthed untuk dikunjungi lho.. ^^
Salut dengan Agung yang ternyata kuat banget untuk ukuran pemula, berbagi logistik kita. Cool..
Salut juga untuk Imel, untuk ukuran wanita, itu lebih dari lumayan dan OK Mel..
Salut juga untuk fifah. Bisa kan nyampe puncak terus balik lagi? Hhe.. Jangan panikan, plus fisiknya coba dilatih lagi..
Semoga nagih naik gunung yaaaaaaa semua.. ^^

Hmm.. Setelah perjalanan ini saya fikir exp point mendaki saya bertambah, naik ke level yang lebih tinggi.. Bawa dua carrier selama turun dari Kandang Badak ke Telaga Biru gitu. Namun di Telaga biru saya sudah menyerah dalam membawa dua carrier, pundak tak mampu lagi menahan beban. Harus lebih banyak sit up dan push up sepertinya..
Yang harus diingat adalah periksa dulu tenda sebelum berangkat, karena ternyata pintu salah satu tenda tak bisa ditutup. Pada akhirrnya ditutup menggunakan jarum pentul. Itulah pengalaman aneh lainnya.. -.-"

Yeah, that is our journey

Yupz, ini merupakan puncak kelima buat saya.. Dari yang pertama Rinjani berturut-turut Cikuray, Papandayan, Gede, dan kemarin ini Pangrango.. More to come.. I know it.. More to come..

Setiap puncak punya pesonanya masing-masing, selalu camkan itu..
Salam Pendaki..

3 komentar: