Sabtu, 28 Februari 2015

Ikatan yang Kuat

Ikatan apa yang kuat?

Ikatan Persahabatan.

Saya rasa setiap kita memiliki inner circle-nya masing-masing. Dan sungguh, jika memang manusia normal, rasanya tak mungkin ada orang yang sanggup hidup seorang diri. Karena apa? Ada kebaikan-kebaikan yang harusnya menjadi jamak.

Sahabat levelnya lebih tinggi dari teman, setidaknya menurut saya. Karena persahabatan muncul melalui proses. Bukan hanya buah dari persamaan, namun juga perbedaan. Klisenya, sahabat selalu ada dalam suka maupun duka. "Selalu ada dalam suka maupun duka" ini memang mencakup semuanya. Ah kalian pasti lebih faham mengenai hal ini daripada saya.

Mari kita tengok satu bait sajak dari Tere Liye tentang sahabat.
Sahabat baik seperti belajar naik sepeda
Walaupun lama tak bersua,
Jarak dan waktu memisahkan,
Saat bertemu kembali, tetap sama
Mungkin sedikit kaku di awalnya, tapi sama menyenangkan
Dan alhamdulillah-nya, saya memiliki sahabat-sahabat baik.. ^^


Lalu, Ikatan apa yang lebih kuat dari ikatan persahabatan?

Ikatan Ukhuwah,
Saya Perjelas: Ikatan Persahabatan yang dilandasi dengan ukhuwah (atas dasar iman)

Islam menjadikan persaudaraan dalam iman sebagai dasarnya. Sebuah keniscayaan bahwa ukhuwah islamiyah akan melahirkan rasa kesatuan dan menenangkan hati manusia. Dalam mencapai kenikmatan ukhuwah ini, setidaknya ada lima proses dalam pembentukannya, dimulai dari ta'aruf (saling mengenal), tafahum (saling memahami), ta'awun (saling menolong), takaful (saling menanggung), dan itsar (mendahulukan orang lain atas diri sendiri).

Kita bisa bertanya pada Musa tentang makna persahabatan yang dilandasi dengan ukhuwah. Tentu dia memiliki seindah-indah jawaban. Setidaknya dari permohonannya kepada Allah, kita tahu bahwa Musa meminta kepada Allah agar Harun dijadikan penguat di sisinya, atas berbagai kelemahan yang dimilkinya. Ya, mengemban risalah dengan kesulitan-kesulitan diri seperti seorang Musa membuat sahabat menjadi hajat yang mendesak.
"Dan Allah mempersatukan hati para hamba beriman. Jikapun kau nafkahkan perbendaharaan bumi seluruhnya untuk mengikat hati mereka, takkan bisa kau himpunkan hati mereka. Tetapi Allah-lah yang telah menyatupadukan mereka..." (Q.s. Al-Anfaal [8]: 63)
Kalau kata Sayyid Quthb, "Aqidah ini memang ajaib! Ketika telah meresap dalam hati, ia akan menjadikan hati itu dipenuhi rasa cinta dan kasih sayang sesamanya. Yang keras beralih jadi lunak, yang liar menjadi jinak. Ia-ia berjalin kelindan di antara sesamnaya dengan jalinan yang kokoh, dalam, dan empuk."

Yupz, dalam dekapan ukuwah, kita bersaudara karena iman. Karena iman. Karena iman. Dengannya kita mengambil cinta dari langit, lalu menebarkannya di bumi.

Ustadz Salim A. Fillah ini memang selalu menginspirasi. Saya belajar mengenai ukhuwah dari buku beliau, "Dalam Dekapan Ukhuwah". Semoga pahala senantiasa mengalir untuk beliau.


Lalu, Ikatan apa yang lebih kuat dari ikatan ukhuwah?

Ikatan Pernikahan
Saya perjelas: Ikatan Pernikahan yang disana kita bersahabat berdasarkan ukhuwah

Setelah suatu saat nanti saya mengucapkan akad nikah, setelah menikmati detik demi detik penuh doa dalam walimah. Sesungguhnya nanti itu saya sudah mengambil dari diri saya sendiri sebuah perjanjian yang berat. Al-Qur'an menyebutnya miitsaqan ghaliizhaa, frasa yang muncul hanya tiga kali dalam Al-Qur'an. Kurang berat apa, dua miitsaqan ghaliizhaa yang lain adalah perjanjian besar Allah dengan Bani Israil sampai-sampai Ia mengangkat gunung Thursina ke atas mereka, dan juga perjanjian agung antara Allah dan Rasul-rasul-Nya.

Mengenai hal ini saya belum bisa berbicara banyak. Ya kan belum menikah. Hhe.. Hanya bisa mereka-mereka. Tapi saya yakin, ketika sebuah pernikahan yang didalamnya kedua pasangannya memulai persahabatan lalu mendasarkan semuanya atas nama Allah pastilah ikatan pernikahan itu akan dijadikan kuat, sekuat-kuatnya. Insya Allah, Amiin.

Saya berazzam, untuk menuju ke arah sana (sebuah pernikahan), tentunya saya harus mempersiapkan diri sebaik-baiknya. Saaangaaat mempersiapkan. Harapannya saya bisa menjadi keberkahan untuk istri saya nantinya, begitu pula sebaliknya. Jangan sampai lah yaa saya bukannya menjadi berkah, malah jadi musibah. Na'udzubillah..

Jadi ingat ayat ini..
"Teman-teman akrab (yang berkasih-kasihan) pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa." (Q.s. Az-Zukhruf [43]: 67)
Dari ayat ini yang saya bisa serap adalah bahwa banyak orang yang di dunia ini saling mencintai, dan berkasih-kasihan, kelak di akhirat mereka justru saling bermusuhan. Kecuali orang yang membangun cintanya atas landasan takwa karena Allah Swt.

Saya berharap saya bisa membangun cinta dan menjaga cinta dengan istri saya nantinya atas landasan takwa. Saya mencintai karena Allah dan dicintai karena Allah semata. Karena cinta memang harus dikembalikan kepada fitrahnya yang suci. Yaitu cinta yang dibangun atas landasan iman dan takwa. Cinta seperti ini yang insya Allah akan saya bawa ke akhirat kelak. Amiin..


foot note:
1. Tulisan ini opini pribadi atas pengetahuan pribadi yang diturunkan dari pengetahun orang lain. afwan jika memang ada yang salah.
2. Waktunya semakin dekat.