Rabu, 21 Oktober 2015

Yeah sure I have.

That's not what it's about.

I just need to know that it's possible that
two people can stay happy together forever.

It's not easy for sure.

Hey, Look..
In my opinion..

The best you can do is live and life with a person
who loves you for exactly what you are.

Good mood, bad mood, ugly, pretty,
handsome, whatever you have.

The right person is still gonna
think the sun shines out of your ass.

That's the kind of person
that's worth sticking with.

Yeah.

I think I've found that person.
Yeah sure I have.
My Lovely Wife, Fathimah. ^^

Senin, 07 September 2015

While We're Young

Beberapa hari yang lalu saya menonton film "While We're Young". Di awal filmnya ada cuplikan pembicaraan dalam tulisan yang menarik. Cuplikan pembicaraan ini diambil dari karya Henrik Ibsen yang berjudul "The Master Builder". Berikut cuplikannya:


SOLNESS:
The funny thing is that I've become
so disturbed by younger people!

HILDE:
What? Younger People?

SOLNESS:
Yes, they upset me so much
that I've sort of closed my doors here
and locked myself in.

SOLNESS:
Because I'm afraid they're going to come here,
and they're going to knock on the door,
and then they're going to break in.

HILDE:
Well, I think maybe you should open the door and let them in.

SOLNESS:
Open the door?

HILDE:
Yes - so that they can just gently and quietly come inside, and it
can be something good for you...

SOLNESS:
Open the door?

Open the door?


Menarik bukan?
Kesimpulan apa yang bisa diambil dari cuplikan pembicaraan di atas? :)

Minggu, 23 Agustus 2015

Quran: Pengertian, Pertumbuhan, dan Perkembangannya

Berawal dari sebuah diskusi kecil di Group Chat WhatsApp mengenai keutuhan Qur'an dari masa ke masa (Thanks Egy yang mengawali diskusi tersebut). Saya jadi penasaran juga bagaimana Qur'an bisa sampai ke tangan kita sampai saat ini.

Selanjutnya saya berdiskusi dengan mertua saya dan beliau menyarankan saya untuk membaca sebuah buku yang berjudul "Studi Ilmu-Ilmu Qur'an" dari Manna' Khalil al-Qattan. Kata beliau, buku ini menjadi bacaan wajib para mahasiswa LIPIA di awal-awal perkuliahan.

Buku yang dimaksud terletak di sebelah notebook.

Nah kali ini saya mau berbagi bab pertama dari buku tersebut dengan pengubahan seperlunya.

---

Ilmu-Ilmu Qur'an: Pengertian, Pertumbuhan, dan Perkembangannya

Al-Qur'anul Karim adalah mukjizat Islam yang kekal dan mukjizatnya selalu diperkuat oleh kemajuan ilmu pengetahuan. Ia diturunkan oleh Allah kepada Rasulullah, Muhammad s.a.w. untuk mengeluarkan manusia dari suasana yang gelap menuju yang terang, serta membimbing mereka ke jalan yang lurus. Rasulullah s.a.w. menyampaikan Al-Qur'an itu kepada para sahabatnya -orang-orang Arab asli- sehingga mereka dapat memahaminya berdasarkan naluri mereka. Apabila mereka mengalami ketidakjelasan dalam memahami suatu ayat, mereka menanyakannya kepada Rasulullah s.a.w.

Bukhari dan Muslim serta yang lain meriwayatkan, dari Ibn Mas'ud mengatakan:
"Ketika ayat ini diturunkan 'Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman' (al-An'am [6]:82), banyak orang-orang yang merasa resah. Lalu mereka bertanya kepada Rasulullah s.a.w.: 'Ya Rasulullah, siapakah di antara kita yang tidak berbuat kezaliman terhadap dirinya?' Nabi menjawab: 'Kezaliman di sini bukan seperti yang kamu pahami. Tidakkah kamu pernah mendengar apa yang telah dikatakan oleh seorang hamba Allah yang saleh 'Sesungguhnya kemusyrikan adalah benar-benar kezaliman yang besar' (Luqman [31]:13). Jadi yang dimaksud kezaliman di sini ialah kemusyrikan."
Rasulullah s.a.w. menafsirkan kepada mereka beberapa ayat. Seperti dinyatakan oleh Muslim dan yang lain, yang bersumber dari 'Uqbah bin 'Amir; ia berkata:
"Aku pernah mendengar Rasulullah s.a.w. berkata di atas mimbar: 'Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan yang kamu sanggupi' (al-Anfal [8]:60). Ingatlah bahwa kekuatan di sini adalah memanah."
Para sahabat sangat antusias untuk menerima Qur'an dari Rasulullah s.a.w., menghafalnya dan memahaminya. Hal itu merupakan suatu kehormatan bagi mereka. Dikatakan oleh Anas r.a.: "Seseorang di antara kami bila telah membaca Surah Baqarah dan Ali Imran, orang itu menjadi besar menurut pandangan kami." Begitu pula mereka selalu berusaha mengamalkan Qur'an dan memahami hukum-hukumnya.

Diriwayatkan dari Abu Abdurrahman as-Sulami, ia mengatakan:
"Mereka yang membacakan Qur'an kepada kami, seperti Usman bin 'Affan dan Abdullah bin Mas'ud serta yang lain menceritakan, bahwa mereka bila belajar dari Nabi s.a.w. sepuluh ayat, mereka tidak melanjutkannya sebelum mengamalkan ilmu dan amal yang ada di dalamnya. Mereka berkata: 'Kami mempelajari Qur'an berikut ilmu dan amalnya sekaligus.'"
Rasulullah s.a.w tidak mengizinkan mereka menuliskan sesuatu dari dia selain Qur'an, karena ia khawatir Qur'an akan tercampur dengan yang lain.
"Muslim meriwayatkan dari Abu Sa'id al-Khudri, bahwa Rasulullah s.a.w. berkata: Janganlah kau tulis dari aku; barang siapa menuliskan dari aku selain Qur'an, hendaklah dihapus. Dan ceritakan apa yang dariku; dan itu tiada halangan baginya. Dan barang siapa yang sengaja berdusta atas namaku, ia akan menempati tempatnya di api neraka."
Sekalipun sesudah itu Rasulullah s.a.w. mengizinkan kepada sebagian sahabat untuk menulis hadis, tetapi hal yang berhubungan dengan Qur'an tetap didsarkan pada riwayat yang melalui petunjuk di zaman Rasulullah s.a.w., di masa kekhalifahan Abu Bakar dan Umar r.a.

Kemudian datang masa kekhalifahan Usman r.a. dan keadaan menghendaki untuk menyatukan kaum Muslimin pada satu mushaf. Dan hal itu pun terlaksana. Mushaf itu disebut Mushaf Imam. Salinan-salinan mushaf itu juga dikirimkan ke beberapa propinsi. Penulisan mushaf tersebut dinamakan ar-Rasmul 'Usmani yaitu dinisbahkan kepada Usman. Dan ini dianggap sebagai permulaan dari 'Ilmu Rasmil Qur'an.

Kemudian datang masa kekhalifahan Ali r.a. Dan atas perintahnya, Abdul Aswad ad-Du'ali meletakkan kiadah-kaidah Nahwu, cara pengucapan yang tepat dan baku dan memberikan ketentuan harakat pada Qur'an. Ini juga dianggap sebagai permulaan 'Ilmu I'rabil Qur'an.

Para sahabat senantiasa melanjutkan usaha mereka dalam menyampaikan makna-makna Qur'an dan penafsiran ayat-ayatnya yang berbeda-beda di antara mereka, sesuai dengan kemampuan mereka yang berbeda-beda dalam memahami dan karena adanya perbedaan lama dan tidaknya mereka hidup bersama Rasulullah s.a.w. Hal yang demikian diteruskan oleh murid-murid mereka, yaitu para tabi'in.

Di antara para mufasir yang termahsyur dari para sahabat adalah empat orang khalifah, kemudian Ibn Mas'ud, Ibn 'Abbas, Ubai bin Ka'b, Zaid bin Tsabit, Abu Musa al-Asy'ari dan Abdullah bin Zubair.

Banyak riwayat mengenai tafsir yang diambil dari Abdullah bin 'Abbas, Abdullah bin Mas'ud dan Ubai bin Ka'b. Dan apa yang diriwayatkan mereka tidak berarti sudah merupakan tafsir Qur'an yang sempurna; tetapi terbatas hanya pada makna beberapa ayat dengan penafsiran tentang apa yang masih samar dan penjelasan apa yang maish global. Mengenai para tabi'in, di antara mereka ada satu kelompok terkenal yang mengambil ilmu ini dari para sahabat di samping mereka sendiri bersungguh-sungguh atau melakukan ijtihad dalam menafsirkan ayat.

Di antara murid-murid Ibn Abbas di Mekah yang terkenal ialah Sa'id bin Jubair, Mujahid, 'Ikrimah bekas sahaya Ibn Abbas, Tawus bin Kisan al-Yamani dam 'Ata' bin Abi Rabah.

Dan terkenal pula di antara murid-murid Ubai bin Ka'b di Medinah, Zaid bin Aslam, Abul 'Aliyah dan Muhammad bin Ka'ab al Qurazi.

Dari murid-murid Abdullah bin Mas'ud di Irak yang terkenal 'Alqamah bin Qais, Masruq, Al-Aswad bin Yazid, 'Amir asy-Sya'bi, Hasan al-Basri dan Qatadah bin Di'amah as-Sadusi.

Ibn Taimiyah berkata: "Adapun mengenai ilmu tafsir, orang yang paling tahu adalah penduduk Mekah, karena mereka sahabat Ibn Abbas, seperti Mujahid, 'Ata bin Abi Rabah, 'Ikrimah maula Ibn Abbas dan sahabat-sahabat Ibn Abbas lainnya seperti Tawus, Abusy Sya'sa', Sa'id bin Zubair dan lain-lainnya. Begitu juga penduduk Kufah dari sahabat Ibn Mas'ud; dan mereka itu mempunyai kelebihan dari ahli tafsir yang lain. Ulama penduduk Medinah dalam ilmu tafsir di antaranya adalah Zubair bin Aslam; Malik dan anaknya Abdurrahman serta Abdullah bin Wahb, mereka berguru kepadanya."

Dan yang diriwayatkan dari mereka itu semua meliputi ilmu Tafsir, ilmu Garibil Qur'an, ilmu Asbabun Nuzul, ilmu Makki wal Madani dan ilmu Nasikh dan Mansukh. Tetapi semua ini tetap didasarkan pada riwayat dengan cara didiktekan.

Pada abad kedua Hijri tiba masa pembukuan (tadwin) yang dimulai dengan pembukuan hadis dengan segala babnya yang bermacam-macam; dan itu juga menyangkut hal yang berhubungan dengan tafsir. Maka sebagian ulama membukukan tafsir Qur'an yang diriwayatkan dari Rasulullah s.a.w., dari para sahabat atau dari para tabi'in.

Di antara mereka itu, yang terkenal adalah Yazid bin Harun as-Sulami (wafat 117 H.), Syu'bah bin Hajjaj (wafat 160 H.), Waki' bin Jarrah (wafat 197 H.), Sufyan bin 'Uyainah (wafat 198 H.) dan 'Abdurrazaq bin Hammam (wafat 112 H.).

Mereka semua adalah para ahli hadis. Sedang tafsir yang mereka susun merupakan salah satu bagiannya. Namun tafsir yang mereka tulis tidak ada yang sampai ke tangan kita.

Kemudian langkah mereka diikuti segolongan ulama. Mereka menyusun tafsir Qur'an yang lebih sempurna berdasarkan susunan ayat. Dan yang paling terkenal di antara mereka adalah Ibn Jarir at-Tabari (wafat 310 H.)

Demikialn tafsir pada mulanya dinukil (dipindahkan) melalui penerimaan (dari mulut ke mulut) dan riwayat; Kemudian dibukukan sebagai salah satu bagian hadis; selanjutnya ditulis secara bebas dan mandiri. Maka berlangsunglah proses kelahiran at-Tafsir bir ra'yi (berdasarkan penalaran).

Dan selanjutnya ilmu ilmu terkait Al-Qur'an bermunculan.

---

Dari sini saya mengambil kesimpulan bahwa Qur'an keutuhannya memang terjaga sampai hari kiamat nanti karena banyak orang orang salih yang membaca, menghafal, dan mengamalkannya, apalagi memepelajari ilmu-ilmu terkait dengan Qur'an. Orang-orang yang belajar ini jelas sanad-nya dari gurunya siapa sehingga bisa ditelusuri awalnya dari siapa. Nah, sekarang, mari kita menjadi bagian dari mereka. Dimulai dengan rajin tilawah setiap harinya disambi menambah hafalannya. Syukur syukur bisa membaca tafsir-tafsir nya sehingga bisa diamalkan. Aamiin..

Bismillah..

Senin, 03 Agustus 2015

Blog Kami Berdua

Sudah hampir 3 bulan saya menikah. Alhamdulillah bahagia. Semoga Allah memberkahi keluarga kecil saya dan melahirkan generasi generasi terbaik pembentuk peradaban madani. Aamiin..

Jadi kepikiran dengan wedding web kami yang dulu kami host di fathimahluthfi.com. Hhe.. Karena wedding-nya sudah lewat mau diapakan ya web-nya? Hmm.. Akhirnya timbullah suatu ide untuk dibuat web yang isinya blog untuk kami berdua.

Setelah satu jam otak-atik, jadilah blog untuk kami berdua, tetap menggunakan hosting yang sama fathimahluthfi.com. Yuhuuuu. Wedding web kami dipindahkan ke alamat fathimahluthfi.com/wedding.

Blog kami ini kebanyakan curahan hati istri saya sii. Hhe.. Secara dia setiap hari dari jaman dahulu kala dia masih kecil dia selalu menulis diary di buku diary. Dan lucunya, hal itu masih berlanjut hingga saat ini.



Hal yang saya kerjakan hanyalah menulis ulang tulisan dia di buku diary nya ke Blog. Hhe.. Semoga Blog yang kami buat ini bisa membuat kami tambah mesra dan dapat mengingat perjalanan pernikahan kami dari awal menikah hingga tua nanti. Aamiin..




Seperti lagunya Mocca:

I Remember

I remember...The way you glanced at me, yes I remember
I remember...When we caught a shooting star, yes I remember
I remember.. All the things that we shared, and the promise we made, just you and I
I remember.. All the laughter we shared, all the wishes we made, upon the roof at dawn

Do you remember..?
When we were dancing in the rain in that december
And I remember..When my father thought you were a burglar
I remember.. All the things that we shared, and the promise we made, just you and I
I remember.. All the laughter we shared, all the wishes we made, upon the roof at dawn

I remember.. The way you read your books, yes I remember
The way you tied your shoes, yes I remember
The cake you loved the most, yes I remember
The way you drank you coffee, I remember
The way you glanced at me, yes I remember
When we caught a shooting star, yes I remember
When we were dancing in the rain in that december
And the way you smile at me, yes I remember

Thanks to MOCCA

Sudah hampir 3 bulan saya menikah. Alhamdulillah bahagia. Semoga Allah memberkahi keluarga kecil saya dan melahirkan generasi generasi terbaik pembentuk peradaban madani. Aamiin..

Hmm.. Mau sedikit flashback. Rasanya ketika mengingat saat itu ingin mengucapkan terima kasih kembali kepada Band favorit saya sepanjang masa (Mocca). Hhe.. dan sahabat saya juga tentunya, Dofactora Rocky Megabuana Iskandar.

Jadi begini, pernikahan saya itu dilaksanakan pada hari Sabtu, 16 Mei 2015. Dan luar biasanya acara tahunan SMA saya, yakni SMANSA DAY yang dilaksanakan pada hari Minggu, 17 Mei 2015 menghadirkan guest star Mocca. Waw, semacam kado terindah buat saya. Hhe.. Mocca gitu dateng, dan pas satu hari setelah pernikahan saya. Namun tak dinyana, saya tak bisa hadir keesokan harinya ke SMANSA DAY. Karenaaaaa, ternyata resepsi pernikahan menghabiskan banyak energi  juga ya (Semoga lelahnya berkah). Hhe..

Tapi ada hal yang tak disangka-sangka. Dofactora, biasa dipanggil Opak, sahabat saya, karena dia menjadi Guest Star juga pada acara Mocca, mendapat kesempatan berada dalam satu ruangan dengan Mocca ketika menunggu giliran tampil. Alhasil, Opak meminta Mocca mengucapkan sepatah dua patah kata untuk pernikahan saya. Waw, terharu sekali...

Ini videonya:




Dear Opak, terima kasih banyak udah ngeluangin waktu buat nemuin Mocca dan untuk banyak kebaikan lainnya.

Dear Mocca, terima kasih ucapan dan doanya yaa. Di-Aamiin-kan banget.. ^^

Terima kasih sahabat. Yuhuuu, mari kita nyanyikan lagu Mocca yang berjudul:

Friend

If anyone can fill my world with joy and happiness
And cast away all of my loneliness
Always there beside me when I am down
And never left my face with a frown

It’s you! Yes, it is you my friend who can make it all come true
It’s you! Yes, it is true a friend in need is a friend indeed


When you’re around I wrap my self in a pearly smile
When you’re around you light the bulb inside my head
When you’re around I wrap my self in a pearly smile
When you’re around I dance and sway and kiss the ground

Sabtu, 13 Juni 2015

Menjadi Suami, Isteri, atau Ayah dan Ibu Seutuhnya

Diambil dari "Pilar-pilar Asasi", Ust. Rahmat Abdullah.

Banyak orang telah menjadi suami, isteri, atau ayah dan ibu sungguhan, padahal mereka baru menjadi ayah, ibu, suami atau isteri biologis. Sangat kasar kalau diistilahkan menjadi jantan, betina, atau induk dan biang, walaupun dalam banyak hal ternyata ada kesamaan. kalau hanya memberi makan dan minum kepada anak-anak: kambing, ayam, dan kerbau telah memerankan fungsi tersebut dengan sangat baik. Dan, isu sentral "pewarisan nilai-nilai kehidupan" dalam kehidupan mereka tak ada soal. Buktinya tak satupun anak ayam yang berkelakuan kerbau, atau anak kerbau berkelakuan belut, atau anak kambing berkelakuan serigala. Adalah suatu penyimpangan bahwa anak manusia bertingkah laku babi, serigala, harimau, atau musang.
Ya Allah, jadikanlah aku dan istriku.. Menjadi Suami Isteri dan Ayah Ibu seutuhnya untuk anak-anak kami.. Aamiin..

Kamis, 14 Mei 2015

Last Piece



Lagi asyik browsing tiba tiba ada teman yang mengabari bahwa Guest Star Closing SMANSA DAY 2015 adalah MOCCA. Waw, MOCCA is a band that I loved the most. Musik-musik mereka itu selalu bercerita.

Ada satu hal lagi yang membuatnya lebih spesial. Closing SMANSA DAY itu tanggal 17 Mei 2017, dan pernikahan saya itu tanggal 16 Mei 2015. Waw, kehadiran MOCCA di Closing SMANSA DAY menjadi salah satu kado pernikahan yang cool. ^^

Untuk calon istriku disana, perkenankan saya menyanyikan lagu ini.. ^^

MOCCA - Last Piece

There was a hole in my heart
It’s been there since the start
it was so empty and hollow
’til you came along

La la la la..You are the missing piece
La la la la..You are the missing piece

I was trapped in a maze
My mind was spinning around
I didn’t know how to solve this puzzle
and then you came along

La la la la..I guess you’re the last piece
La la la la..I guess you’re the last piece

I’m gonna lock my heart now
I am gonna lock my heart now
and throw away the key

La la la la..I guess you’re the last piece
La la la la..I guess you’re the last piece
La la la la..I guess you’re the last piece
La la la la..I guess you’re the last piece

Our Love Line

Waw, H-2.. Luar biasa.. ^^
Semoga ketika akad nanti  sedang dalam keimanan terbaik. Aamiin..

Hmm.. Sesungguhnya ini hanya untuk memenuhi postingan blog saja sii. Hhe..
Copy paste seutuhnya dari isi web pernikahan saya (fathimahluthfi.com) tentang proses pertemuan Saya dan Calon Istri..
Bismillah..

Gejala awal dari barakahnya sebuah pernikahan adalah kejujuran ruh, terjaganya proses dalam bingkai syariat, dan memudahkan diri. -SAF-

January 28

Berawal Dari...

Luthfi: Tiba-tiba ada WA dari Ica, "Mas Upay, jangan galau! Mau dikenalin sama temen Ica ga?". Nah, semua berawal dari kalimat tanya itu. Ternyata, 'Dia' yang mau Ica kenalkan ke saya, sungguh, saya ga tau siapa dia dan belum pernah ketemu sama sekali. Tapi entah, Allah menggerakkan hati saya untuk bilang, "Silahkan".
Fathimah: Ica (terketuk untuk) ngontak via LINE, "Faaa aku mau ngomong sesuatuuu hihi. Fafa lulus ini apakah ada niat untuk menjalani hubungan yang selayaknya menjadi kewajiban setiap umat Muslim? Tsah haha. Hmmm ada yang mau kenal sama Fafa, teman Ica, tapi mau serius gitu...". Masya Allah. Siapa diaaa?
January 29

Terpanggil

Fathimah: Rasanya hati ini semacam digerakkan oleh Allah, kemudian jemari dengan gemetar mantap mengetik, "Aku terpanggil nih Ca, kalau serius beliau langsung hubungi Abi aja...". Sebuah keputusan besar. Haphaphap bismillah..
Luthfi: Malam, Ica nge-WA saya, katanya 'Dia' terpanggil. Saya langsung deg-degan, ga percaya. Mama, ya Mama langsung saya ajak berbicara mengenai hal ini. Bismillah, bismillah, bismillah..
January 31

Pesan

Luthfi: Setelah menunaikan Shalat Zuhur di Masjid Agung Sukabumi, saya memberanikan diri menguhubungi Abi dari 'Dia' yang saya belum pernah temui sebelumnya. Meminta izin untuk memulai sebuah proses Ta'aruf. Niat dan Ketika..
Fathimah: Tik tok tik tok baru kali ini lho 1 hari berasa seabad *halah. Tepat pukul 2 siang pesan itu datang ke hp Abi, pesan yang ditunggu. Cuma bisa bilang alhamdulillah *kemudian air mata yang bicara* :")
February 1

The First Day We Met

Fathimah: Siang itu hujan deraaasss sekali, langit seperti tau cara untuk menambah rasa degdegan di hati :'D Pertemuan pertama yang ga diduga (olehnya). Sebelumnya berdoa yang terbaik untuk kedepannya. Semoga jadi awal yang baik. Allah, ridhailah..
Luthfi: Ini pertemuan pertama. Bersyukur, benar-benar bersyukur, diberikan kesempatan untuk bertemu dengannya dan juga keluarganya yang sungguh luar biasa. Hmmm.. Ini salah satu Rahasia Allah dalam mempertemukan hamba-hamba-Nya. Alhamdulillah..

February 8

The Next Meeting

Luthfi: Pertemuan ini penuh tawa canda. Di akhir, diberitahukan, kedua Murabbi kami sudah memberikan lampu hijau, orang tua dari 'Dia' pun sudah OKE. Selanjutnya, saya dan keluarga yang harus bergerak. Mari memantapkan hati, meluruskan niat..
Fathimah: Pertemuan yang menyenangkan, sambutan yang hangat, ah seperti berada di tengah-tengah keluarga sendiri :') Oiya, ini momen ketemu pertama sama (calon) keluarga. Ditemani juga sama Hasan sebagai Mahram. Semakin tenang dan yakin, insya Allah.

February 14

Khitbah

Fathimah: Khitbah ----- Awalnya cuma dikabarin mau silaturrahim. Ketika silaturrahim berujung khitbah aku merasaaa bersyukur dan terharu. Maka doa-doa terus melangit untuk kelancaran dan keberkahan sampai hari H akad nikah..
Luthfi: Awalnya hanya bersilaturrahim. Tapi siapa sangka endingnya menjadi khitbah. Ya, itu Doa. Doa itu, pergi membawa harap dan kembali membawa karunia. Mari berdoa..

March 21

Silaturrahim Antar Keluarga

Luthfi: Waw. Alhamdulillah, silaturrahim dua keluarga besar. Jadi lebih mengenal satu sama lain. Semoga 'Dia' yang disana berkenan dengan saya dan keluarga. Allah, berkahilah.. :)
Fathimah: Setelah khitbah kemarin rasanya kurang afdhal kalau belum ngariung sekeluarga besar. Alhamdulillah hari ini terlaksana silaturrahim dua keluarga besar. Sampai jumpa 16 Mei, insya Allah :)

And the Story still Goes on..........

Semoga berkah semoga berkah semoga berkah.. Aamiin..

Senin, 27 April 2015

My Wedding Site.. :)



Entah cuma ingin share aja Website pernikahan saya..
Semakin deg-degan.. 19 Hari lagi..
Bismillah..

Kindly visit:
fathimahluthfi.com

Selasa, 24 Maret 2015

Romantisme Itu

#Romantisme itu...
Ketika malam tinggal sepertiga, seorang istri terbangun. Ia berwudhu, menunaikan shalat dua rakaat. Lalu membangunkan suaminya. "Sayang bangun, saatnya shalat." Maka mereka berdua pun tenggelam dalam khusyu' shalat dan munajat.

#Romantisme itu...
Ketika seorang istri mengatakan "Sebentar lagi adzan, Sayang." Lalu sang suami melangkah ke masjid, menunaikan tahiyatul masjid. Tak ketinggalan ia menunaikan dua rakaat fajar. Maka ia pun menjadi pemenang dan itu lebih baik dari dunia dan seisinya.

#Romantisme itu...
Ketika suami berangkat kerja, sang istri menciumnya sambil berbisik mesra, "Hati-hati di jalan, baik-baik di tempat kerja sayang, kami lebih sipa menahan lapar daripada mendapatkan nafkah yang tidak halal."

#Romantisme itu...
Ketika suami istri terpisah jarak, tetapi keduanya saling mendoakan di waktu dhuha, "Ya Allah, jagalah cinta kami, jadikanlah pasangan hidup dan buah hati kami penyejuk mata dan penyejuk hati, tetapkanlah hati kami dalam keimanan, teguhkanlah kaki kami di jalan kebenaran dan perjuangan, ringankanlah jiwa kami untuk berkorban, maka mudahkanlah perjuangan dan pengorbanan itu dengan rezeki halal dan berkah dariMu."

#Romantisme itu...
Ketika suami sibuk kerja, saat istirahat ia sempat menghubungi istrinya. Mungkin satu waktu dengan menghadirkan suara. Mungkin hari lainnya dengan WA dan SMS cinta. "Apapun makanan di rumah makan, tak pernah bisa mengalahkan masakanmu." Lalu sang istri pun membalasnya, "Masakanku tak pernah senikmat ketika engkau duduk di sebelahku."

#Romantisme itu...
Ketika menjelang jam pulang kerja, sang suami sangat rindu untuk segera pulang ke rumah dan bertemu istrinya. pada saat yang sama, sang istri merindukan belahan jiwanya.


Note:
Lima hari yang lalu saya mendapatkan pesan singkat melalui aplikasi whatsapp. Isi pesannya sungguh membuat saya terenyuh. Tulisan di atas lah isi pesannya. Entah ini tulisan siapa, saya hanya menuliskannya kembali. Semoga bermanfaat.
Terima kasih teruntuk Ummi yang sudah mengirimnya sebagai bekal untuk saya..

Sabtu, 28 Februari 2015

Ikatan yang Kuat

Ikatan apa yang kuat?

Ikatan Persahabatan.

Saya rasa setiap kita memiliki inner circle-nya masing-masing. Dan sungguh, jika memang manusia normal, rasanya tak mungkin ada orang yang sanggup hidup seorang diri. Karena apa? Ada kebaikan-kebaikan yang harusnya menjadi jamak.

Sahabat levelnya lebih tinggi dari teman, setidaknya menurut saya. Karena persahabatan muncul melalui proses. Bukan hanya buah dari persamaan, namun juga perbedaan. Klisenya, sahabat selalu ada dalam suka maupun duka. "Selalu ada dalam suka maupun duka" ini memang mencakup semuanya. Ah kalian pasti lebih faham mengenai hal ini daripada saya.

Mari kita tengok satu bait sajak dari Tere Liye tentang sahabat.
Sahabat baik seperti belajar naik sepeda
Walaupun lama tak bersua,
Jarak dan waktu memisahkan,
Saat bertemu kembali, tetap sama
Mungkin sedikit kaku di awalnya, tapi sama menyenangkan
Dan alhamdulillah-nya, saya memiliki sahabat-sahabat baik.. ^^


Lalu, Ikatan apa yang lebih kuat dari ikatan persahabatan?

Ikatan Ukhuwah,
Saya Perjelas: Ikatan Persahabatan yang dilandasi dengan ukhuwah (atas dasar iman)

Islam menjadikan persaudaraan dalam iman sebagai dasarnya. Sebuah keniscayaan bahwa ukhuwah islamiyah akan melahirkan rasa kesatuan dan menenangkan hati manusia. Dalam mencapai kenikmatan ukhuwah ini, setidaknya ada lima proses dalam pembentukannya, dimulai dari ta'aruf (saling mengenal), tafahum (saling memahami), ta'awun (saling menolong), takaful (saling menanggung), dan itsar (mendahulukan orang lain atas diri sendiri).

Kita bisa bertanya pada Musa tentang makna persahabatan yang dilandasi dengan ukhuwah. Tentu dia memiliki seindah-indah jawaban. Setidaknya dari permohonannya kepada Allah, kita tahu bahwa Musa meminta kepada Allah agar Harun dijadikan penguat di sisinya, atas berbagai kelemahan yang dimilkinya. Ya, mengemban risalah dengan kesulitan-kesulitan diri seperti seorang Musa membuat sahabat menjadi hajat yang mendesak.
"Dan Allah mempersatukan hati para hamba beriman. Jikapun kau nafkahkan perbendaharaan bumi seluruhnya untuk mengikat hati mereka, takkan bisa kau himpunkan hati mereka. Tetapi Allah-lah yang telah menyatupadukan mereka..." (Q.s. Al-Anfaal [8]: 63)
Kalau kata Sayyid Quthb, "Aqidah ini memang ajaib! Ketika telah meresap dalam hati, ia akan menjadikan hati itu dipenuhi rasa cinta dan kasih sayang sesamanya. Yang keras beralih jadi lunak, yang liar menjadi jinak. Ia-ia berjalin kelindan di antara sesamnaya dengan jalinan yang kokoh, dalam, dan empuk."

Yupz, dalam dekapan ukuwah, kita bersaudara karena iman. Karena iman. Karena iman. Dengannya kita mengambil cinta dari langit, lalu menebarkannya di bumi.

Ustadz Salim A. Fillah ini memang selalu menginspirasi. Saya belajar mengenai ukhuwah dari buku beliau, "Dalam Dekapan Ukhuwah". Semoga pahala senantiasa mengalir untuk beliau.


Lalu, Ikatan apa yang lebih kuat dari ikatan ukhuwah?

Ikatan Pernikahan
Saya perjelas: Ikatan Pernikahan yang disana kita bersahabat berdasarkan ukhuwah

Setelah suatu saat nanti saya mengucapkan akad nikah, setelah menikmati detik demi detik penuh doa dalam walimah. Sesungguhnya nanti itu saya sudah mengambil dari diri saya sendiri sebuah perjanjian yang berat. Al-Qur'an menyebutnya miitsaqan ghaliizhaa, frasa yang muncul hanya tiga kali dalam Al-Qur'an. Kurang berat apa, dua miitsaqan ghaliizhaa yang lain adalah perjanjian besar Allah dengan Bani Israil sampai-sampai Ia mengangkat gunung Thursina ke atas mereka, dan juga perjanjian agung antara Allah dan Rasul-rasul-Nya.

Mengenai hal ini saya belum bisa berbicara banyak. Ya kan belum menikah. Hhe.. Hanya bisa mereka-mereka. Tapi saya yakin, ketika sebuah pernikahan yang didalamnya kedua pasangannya memulai persahabatan lalu mendasarkan semuanya atas nama Allah pastilah ikatan pernikahan itu akan dijadikan kuat, sekuat-kuatnya. Insya Allah, Amiin.

Saya berazzam, untuk menuju ke arah sana (sebuah pernikahan), tentunya saya harus mempersiapkan diri sebaik-baiknya. Saaangaaat mempersiapkan. Harapannya saya bisa menjadi keberkahan untuk istri saya nantinya, begitu pula sebaliknya. Jangan sampai lah yaa saya bukannya menjadi berkah, malah jadi musibah. Na'udzubillah..

Jadi ingat ayat ini..
"Teman-teman akrab (yang berkasih-kasihan) pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa." (Q.s. Az-Zukhruf [43]: 67)
Dari ayat ini yang saya bisa serap adalah bahwa banyak orang yang di dunia ini saling mencintai, dan berkasih-kasihan, kelak di akhirat mereka justru saling bermusuhan. Kecuali orang yang membangun cintanya atas landasan takwa karena Allah Swt.

Saya berharap saya bisa membangun cinta dan menjaga cinta dengan istri saya nantinya atas landasan takwa. Saya mencintai karena Allah dan dicintai karena Allah semata. Karena cinta memang harus dikembalikan kepada fitrahnya yang suci. Yaitu cinta yang dibangun atas landasan iman dan takwa. Cinta seperti ini yang insya Allah akan saya bawa ke akhirat kelak. Amiin..


foot note:
1. Tulisan ini opini pribadi atas pengetahuan pribadi yang diturunkan dari pengetahun orang lain. afwan jika memang ada yang salah.
2. Waktunya semakin dekat.

Sabtu, 31 Januari 2015

Teruntuk Dirimu

Tulisan ini ditulis dalam deru degup yang kencang..
Di tengah keharuan yang membentuk harapan..

Maafkan hamba ya Allah, karena terlalu terlarut dalam perasaan..

Ada sekitar tujuh miliar penduduk bumi saat ini. Jika separuh saja dari mereka pernah jatuh cinta, setidaknya akan ada satu miliar lebih cerita cinta. Akan ada setidaknya 5 kali dalam setiap detik, 300 kali dalam semenit, 18.000 kali dalam setiap jam, dan nyaris setengah juta sehari-semalam, seseorang entah di belahan dunia mana, berbinar, harap-harap cemas. gemetar, malu-malu menyatakan perasaannya.

Paragraf sebelumnya saya ambil dari salah satu buku Tere-Liye, "Kau, Aku, dan Sepucuk Angpau Merah".

Ya, boleh jadi satu dari antara satu miliar lebih cerita tersebut merupakan cerita saya. Bisa saja cerita yang lalu, atau cerita yang sedang dijalani saat ini. Terasa atau tidak terasa, saya yakinkan, pastilah saya berada pada sebuah alur cerita yang besar, yang di dalamnya terdapat beberapa cerita yang berkumpul menjadi sebuah cerita. Dan cerita memang selalu bercerita bukankah?

Saya akui, dalam masa-masa yang lalu, saya mungkin telah melakukan kebodohan dengan mengatas namakan cinta. Sok sok menjadi orang yang benar, tanpa tahu sebetulnya itu salah. Atau sesungguhnya saya tahu itu salah, tapi menafikan diri dari kebenaran. Atau jatuh kembali di lubang yang sama setelah tahu itu salah, dan itu lebih buruknya.

Beruntungnya saya, memiliki lingkaran kecil yang senantiasa mengingatkan. Selalu memberitahu kebenaran dengan caranya. Dan saya belajar bahwa kebodohan-kebodohan yang terjadi di masa lalu, itulah yang membentuk saya yang sekarang ini. Dan masa lalu ini saya anggap sebagai sejarah, baik atau buruknya, utuh. Seperti kata Ust. Felix Siauw, "Sejarah memberikan kepada seseorang lebih dari sekedar informasi, ia menyusun cara berfikir seseorang saat ini dan menentukan langkah apa yang akan dia ambil pada masa yang akan datang."

Dari sini, saya belajar untuk memantaskan diri, memantapkan hati.

Jatuh cinta itu tidak salah, semuanya tergantung niat. Saya pun mulai mengangguk, menemukan korelasi kenapa Hadits Arba'in nomer satu itu mengenai niat.

Kata Ust. Fauzil 'Adhim, awalnya memang dari niat. Karena memang Allah selalu mengintai niat yang terbersit untuk dijadikan pertanyaan pertanggungjawaban. Juga karena Allah meletakkan karunia balasan pada niat yang diteguhkan.

Tentang menikah, ini pun sangat memerlukan niatan. Niatan yang mengandung unsur fitrah, fiqhiyah, dakwah, tarbiyah, sosial, dan budaya.

Sekali lagi, awalnya memang dari niat. Bayangkan.. Niat ketika kita berazzam untuk bersegera merenda sebuah kebersamaan suci dalam naungan ridha Ilahi. Niat ketika menetapkan kriteria-kriteria. Niat ketika kita memulai sebuah proses yang bersih, tanpa interaksi yang mubadzir dan merusak hati (khawatir dengan kebodohan yang terulang). Niat ketika menghilangkan kecenderungan dan menyerahkan semuanya kepada Allah. Niat ketika dipertemukan. Niat dan niat, ketika dan ketika.

Yang saya fahami momen pernikahan adalah sebuah momen yang besar. Bagi saya sebagai seorang laki-laki, artinya saya akan bertambah amanah, dari tanggung jawab atas diri saya sendiri menjadi tanggung jawab terhadap sebuah keluarga. Yang teramat dahsyat sebenarnya ada di pihak wanita. Bayangkan dia yang sedari kecil sampai besar diasuh dan dididik dengan baik oleh kedua orang tuanya. Lalu, ketika dia dipersunting oleh seorang pria, ada yang harus lebih dia hormati dan taati dari orang-orang yang mengasuhnya. Siapa? Betul, suaminya. Dalam konteks ini, mungkin saya, suatu saat nanti. Hal ini yang menjadi sebuah pertanyaan yang seharusnya mengokohkan niat. Seberapa besar kesiapan saya sebagai laki-laki, menerima limpahan perwalian seorang perempuan dari ayahnya? It's a Big Waw..

Lalu visi pun terpikirkan. Saya jadi teringat tulisan Ust. Anis Matta dalam "Serial Cinta"-nya.. Saya copas seutuhnya..
Adakah doa cinta yang lebih agung daripada apa yang diajarkan sang Rasul kepada kita di malam pertama saat kita meletakkan dasar dari bangunan hubungan jiwa yang abadi? Letakkan tangan kananmu di atas ubun-ubun istrimu, lalu ucapkan do'a ini dengan lembut:
Ya Allah, aku mohon pada-Mu kebaikan perempuan ini
dan semua kebaikan yang tercipta
bersama penciptaannya.
Saya rasa, dari sinilah sebuah Peradaban baru dimulai. Siapa yang tidak mau, dari sebuah keluarga kecil lahir jundi-jundi kecil berjiwa ghazi, kesatria penegak kebenaran pada jaman penaklukan Konstantinopel?

Dari sini pun, saya belajar untuk memantaskan diri, memantapkan hati.

Namun saya akui, saya masih terlalu jauh dari kata Shaleh untuk memulai sebuah proses Ta'aruf.
Tapi ya Allah, izinkan saya memulainya.
Jika memang sudah waktunya, tolong mudahkanlah, jika memang belum, berilah kelapangan hati untuk saya agar senantiasa terus memperbaiki diri.

Ya, ini doa. Doa itu.. Pergi dengan harapan, kembali lagi dengan ridha dan karunia..
Bismillah..


Teruntuk dirimu,
yang bila aku menujumu, selalu ingatkanku untuk berpaling pada Allah lewat matamu,
bertanyalah tentang kabar ibadahku